Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Perjuangan Siswi Madrasah Berjalan Kaki Belasan Kilometer ke Sekolah



Di balik viral video Dela Sapera, 12, dan Winta Kurniati, 12, terselip perjuangan menuntut ilmu setiap harinya. Kedua siswi kelas VII itu pergi pulang (PP) jalan kaki menuju sekolahnya di MTs Muhamadiyah Bandar, Pacitan, sejauh 14 kilometer.

Nasib Dela lebih baik dari Winta. Senin–Jumat dia berangkat sekolah membonceng kakak sepupunya yang sudah SMK dengan sepeda motor. Baru ketika pulang, kedua sahabat itu jalan kaki berdua. ‘’Kecuali Sabtu, kami berangkat dan pulang barengan,’’ kata Dela.

Dela dan Winta berjalan kaki berdua setelah bel pulang sekolah berbunyi. Jarak tujuh kilometer ditempuh sekitar 75 menit. Karena sudah terbiasa, lelah pun tak terasa. Keduanya bangun pagi minimal pukul 04.00. Waktu selama 1,5 jam digunakan untuk persiapan. Ketika Sabtu, keduanya berangkat pukul 05.30. Tiba di sekolah 15 menit sebelum bel berbunyi tanda jam pelajaran dimulai pukul 07.00. ‘’Pernah terlambat satu kali. Karena saat berangkat sambil main sepeda-sepedaan pakai kayu,’’ selorohnya.

Uang jajan Rp 5 ribu dipakai membeli sarapan saat jam istirahat pertama. Selebihnya membawa air minum isi 600 mililiter dari rumah. Harus dihemat untuk persediaan pulang. Tebersit niatan Dela ingin naik motor seperti kawan-kawannya. Namun, Senen, ayahnya, tidak punya motor. Penghasilannya dari bertani tidak cukup untuk membeli fasilitas itu. Di luar itu, Senen tidak tega melihat anaknya yang belum cukup umur mengendarai motor.

Pun Winta sudah terbiasa pergi pulang sekolah dengan berjalan kaki.  Bungsu tiga bersaudara pasangan Katni dan Sikat ini punya banyak pekerjaan setelah sekolah. Membersihkan rumah yang masih berlantai tanah dan dinding anyaman bambu. ‘’Kadang ikut bantu orang tua di sawah,’’ ujarnya. 

Post a Comment for "Kisah Perjuangan Siswi Madrasah Berjalan Kaki Belasan Kilometer ke Sekolah"