Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Candi Jatisrono, Bukti Kesaktian Raden Mas Said (Penggeran Sambernyawa)

Foto:@notobudiyanto


Wonogiri — Bangunan kuno ini diyakini sebagai saksi sejarah berdirinya Kecamatan Jatisrono, Wonogiri. Candi Jatisrono punya nama asli Candi Pasiraman sekarang bernama candi pesing merupakan peninggalan Raden Mas Said atau Mangkunegara I yang juga memiliki gelar Pangeran Sambernyawa.

Penjaga Candi Jatisrono, Eko Miharso (40) menuturkan, Candi Jatisrono sangat penting karena menjadi cikal bakal berdirinya Kecamatan Jatisrono. Jika dirunut, bangunan ini sudah berdiri sejak tahun 1828 silam. Hal itu diperkuat adanya tulisan tahun yang terpahat pada bagian atas candi yang menghadap ke atas.

Diceritakan, kala itu Raden Mas Said berkunjung ke daerah tersebut. Selama perjalanan, dia membangun beberapa tempat persinggahan, termasuk yang ada di Jatisrono.

Persinggahan itu dilengkapi dengan tempat pemandian berisi dua kamar mandi serta beberapa saluran yang mengucurkan air bersih. Bangunan itu digunakan sebagai tempat persinggahan raja jika mereka berkunjung ke daerah (Kademangan).

“Dulu, raja sering pergi ke Kademangan sambil mengusir pemberontakan Belanda. Waktu itu, Belanda dianggap sebagai pemberontak oleh raja,” terangnya.

Bangunan setinggi tujuh meter dengan ukuran 6 x 9 meter itu semula sakral. Seiring waktu berjalan, kesakralan lokasi ini mulai luntur. Hingga banyak orang tak bertanggungjawab kerap membuang hajat alias kencing sembarangan di lokasi candi itu.

” Makanya disebut Candi Pesing, karena baunya sangat pesing,” ujarnya.

Diceritakan, saat pembuatan bangunan candi ini konon perekat antarbatu dibuat dari putih telur dicampur madu. Di dalam candi terdapat relief sarat makna filosofi di antaranya menceritakan berbagai watak manusia.

“Di dalamnya terdapat ukiran batu yang mengandung makna sifat ksatria dan sifat yaksa atau raksasa,” tandasnya.

Post a Comment for "Candi Jatisrono, Bukti Kesaktian Raden Mas Said (Penggeran Sambernyawa)"