Wisata Sejarah Museum Buwono Keling yang Nyaris Menjadi Fosil
Dok.Pacitanku.com |
Pacitan
memang kaya akan berbagai keindahan alam dan budayanya, sehingga sangat wajar
sekali jika disebut sebagai salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi
di Indonesia. Menjadi bagian dari wilayah pemerintahan Jawa Timur, Pacitan
disebut juga sebagai daerah 1001 Gua. Kebanyakan wisatawan hanya tahu bahwa
Pacitan memiliki banyak wisata pantai yang indah, namun sebenarnya ada banyak
lagi wisata alam yang tak kalah menarik dari wisata pantai.
Keindahan
Pacitan tidak hanya dari alamnya saja namun juga kekayaannya akan sejarah.
Perlu anda ketahui ada banyak situs peninggalan zaman prasejarah yang ada di
Pacitan dan sekitarnya. Salah satunya ada objek wisata Museum Buwono Keling yang
memang menyimpan berbagai peninggalan zaman pra sejarah. Jika anda wisatawan
dari luar daerah Pacitan dan berencana menginap, ada banyak pilihan penginapan
dengan fasilitas bagus dan harga yang tergolong terjangkau. Harga penginapan
per malam di daerah ini ialah mulai dari Rp. 95.000,-.
Museum
Buwono Keling ini berada di Dusun Krajan Kulon Desa Mantren Kecamatan Punung
dan Museum arkeologi ini dibangun pada tahun 1996 serta langsung difungsikan
pada tahun yang sama. Bangunan ini dibangun satu lantai dengan luas bangunan 20
x 50 meter. Sedangkan status kepemilikan tanahnya adalah hak milik negara.
Koleksi yang ada di Museum ini tergolong banyak yakni sekitar 3.896 koleksi.
Ada
pameran khusus yang dilakukan pihak Museum yakni satu kali dalam satu tahun,
ada juga Museum keliling diadakan tiga kali dalam setahun, dan selanjutnya ada
workshop sebanyak dua kali setahun. Beberapa koleksi yang bisa wisatawan lihat
di Museum ini ialah Arkeologi, Geologi, Keramitologi, Numismatika, Etnografi,
Teknologika, Biologika, dan Kapak Primitif.
Fasilitas
umum untuk publik yang ada di Museum Buwono Keling antara lain ialah seperti
toilet, penunjuk arah (Signage), parkir, tempat ibadah, dan ruangan temporer.
Akan tetapi pada tahun 2013 silam terjadi kerusakan pada Museum ini sehingga
pengelola dan pemerintah daerah menutup tempat ini sementara untuk umum.
Penutupan sementara ini sangat disayangkan sekali oleh berbagai pihak karena
sebagai daerah yang mendapat julukan sebagai Ibu Kota Prasejarah malah tidak
mempunyai Museum arkeologi.
Anda yang
ingin mengunjungi Museum ini bisa dengan melalui jalur utama Pacitan –
Solo maupun Pacitan – Jogja karena lokasinya tepat berada di jalan utama
tersebut. Museum Buwono Keling kini telah mengalami kerusakan pada beberapa
bagian , bahkan tidak sedikit juga beberapa bagian atapnya runtuh dan cat yang
sudah memudar. Kondisi tersebut menunjukkan betapa tidak lagi terawat Museum
Arkeolog ini.
Jika anda
mengunjungi tempat ini akan melihat ada beberapa barang yang sudah tidak lagi
layak untuk dipamerkan sebuah Museum. Padahal Museum ini mempunyai berbagai
jenis fosil dari zaman prasejarah yang mengandung kisah bagaimana peradaban
manusia serta budaya di masa lalu. Sayangnya Museum yang menyimpan ribuan jenis
fosil ini malah ikut terancam menjadi fosil juga. Karena sejumlah kayu yang
sudah keropos, atapnya sudah mulai banyak yang roboh yang berimbas ke bagian
dalam Museum. Tepat di bawah titik kerusakan tersebut juga terkena dampaknya
dan pada bagian dinding tampak bekas-bekas air merembes.
Pada
bagian plafon gedung Museum ini sudah sangat rusak sekali hingga nyaris amblas
karena terlalu sering terkena air hujan. Pemerintah Pacitan terpaksa
memindahkan puluhan benda prasejarah ke rumah penjaga Museum tersebut untuk
sementara waktu. Peninggalan zaman seperti kapak genggam, kapak perimbas, dan
mata panah tersebut berasal dari situs-situs purba yang ada di sekitar Museum
Buwono Keling dan merupakan koleksi dari zaman sejarah Paleolitikum,
Mesolitikum, dan Neolitikum.
Post a Comment for "Wisata Sejarah Museum Buwono Keling yang Nyaris Menjadi Fosil"