Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perkembangan Proyek Wisata Baru Pacitan, Waduk Tukul

Foto: @condrowibowo


Waduk Tukul diharapkan menjadi salah satu wisata baru di Pacitan yang akan menarik banyak pengunjung. Meskipun belum selesai dalam pengerjaannya, progress pembangunannya kini telah mencapai 70% lebih. Instruksi percepatan dan pengoptimalan pengerjaan proyek telah diberikan.
Sebagai informasi, proyek waduk ini menelan anggaran Negara yang mencapai Rp.600 miliar. Proyek ini mulai dilaksanakan sejak 24 Desember 2014 dan masuk sebagai proyek multi years. Mulai dikerjakan sejak tahun 2015 dan masih dalam proses penyelesaian hingga saat ini.

Kapasitas waduk mencapai sekitar 9 juta meter kubik serta menjadi prioritas utama yang harus segera diselesaikan. Jika waduk tukul telah selesai dan mulai dioperasikan, nantinya waduk ini akan sama seperti Waduk Gajah Mungkur yang ada di Wonogiri, Jawa Tengah.

Waduk ini nantinya akan difungsikan sebagai sumber air baku, pengendali banjir, irigasi dan sarana wisata baru di Pacitan. Karena sungai yang nantinya akan dibendung adalah anak dari Sungai Grindul. Pemerintah tetap dihimbau untuk mengantisipasi dampak dari bencana alam yang mungkin di kemudian hari akan terjadi, seperti banjir.

Waduk tukul ini terletak di Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Kecamatan Arjosari sendiri adalah salah satu dari 12 kecamatan di Kab. Pacitan. Lokasinya terletak di Utara Ibukota Kabupaten Pacitan, berbatasan di sebelah utara dengan Kec. Nawangan, sebelah timur Kec. Tegalombo, sebelah selatan Kec. Pacitan dan sebelah barat Kec. Punung.

Kecamatan Arjosari ini memiliki wilayah administrasi dengan luas 121,07 km2. Terdiri dari 17 Desa dan 104 Dusun, dengan rata-rata penduduk antara 331 – 484 jiwa/km. Dari wilayah seluas itu, sebagian wilayah atau sekitar 85% berupa perbukitan.

Sehingga wilayah ini sangat strategis untuk difungsikan sebagai lahan perkebunan, pertanian, kehutanan, pertambangan hingga dapat difungsikan juga sebagai daerah penyangga air dan tanah. Sehingga wilayah ini juga dapat menjaga ekosistem yang ada di Kabupaten Pacitan, khususnya bagi kecamatan Arjosari sendiri.

Bendungan berkapasitas besar ini diharapkan mampu mengairi lahan dengan luas hingga 600 Ha, serta dapat menyediakan pasokan air baku sekitar 0,35M3/detik. Selain itu diharapkan pula waduk tukul ini dapat menghasilkan listrik mikrohidro sebesar 0,64 MW atau sekitar 2 x 132 kW.
PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) menargetkan proyek waduk tukul ini akan selesai pada bulan Juli, 2019. Berdasarkan hasil peninjauan ke area proyek, selama proyek berlangsung permasalahan yang rawan dalam pembangunan waduk tersebut adalah kemungkinan adanya longsor hingga banjir.

Dari sisi Topografi memang cukup banyak tantangan yang sangat ekstrim dalam pembangunan proyek Bendungan Tukul ini. Dimana dalam proyek ini, topografinya sangatlah curam, sehingga memerlukan kerja yang sangat hati-hati. Selain curam, kondisi bebatuan yang di inlet pun mudah slacking atau pada saat digali,maka air serta udara bersatu dan menjadikannya lebih mudah lapuk.
Berbagai kendala ini harus dihadapi untuk kelangsungan proses kelancaran proyek pembangunan agar selesai tepat waktu. Bendungan Tukul ini diharapkan menjadi salah satu area wisata keluarga baru di Pacitan. Suasana asri desa dan pemandangan alam yang mempesona, diharapkan mampu menarik banyak wisatawan baik dari dalam Kota Pacitan hingga wisatawan luar negeri.

Nah, demikian informasi yang dapat kami sampaikan mengenai perkembangan proyek pembangunan Waduk Tukul, Pacitan. Semoga setelah selesai proyek pembangunan dan mulai dioperasikan, Anda dapat segera mengunjunginya. Semoga informasi yang kami sampaikan ini dapat bermanfaat bagi Anda.

Post a Comment for "Perkembangan Proyek Wisata Baru Pacitan, Waduk Tukul"